Minggu, 06 Mei 2012

Efek Antibiotik Dalam Kehidupan

Efek Antibiotik Dalam KehidupanDi lingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikroorganisme yang merugikan tersebut dapat dikendalikan, yaitu dibasmi, dihambat, atau ditiadakan dari suatu lingkungan, dengan menggunakan berbagai proses dan sarana fisik.
Antibiotik atau antimikroba merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam dunia pengobatan, khususnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau mikroba.
Antimikroba (AM) adalah bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia, termasuk golongan ini antara lain antibiotika, antiseptika, disinfektansia, dan preservatif.
Kata antibiotik diberikan pada produk metabolik yang dihasilkan suatu mikroorganisme tertentu, yang dalam jumlah amat kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Sedang antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia (patogen).
Obat-obat antimikroba efektif dalam pengobatan infeksi karena toksisitas selektifnya – kemampuan obat tersebut membunuh mikroorganisme yang menginvasi penjamu tanpa merusak sel. Pada kebanyakan kasus, toksisitas lebih relatif daripada absolut, yang memerlukan kontrol konsentrasi obat secara hati-hati untuk menyerang mikroorganisme sehingga dapat ditolerir oleh tubuh.
Antibiotika (dari kata anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat tersebut, yang dibuat secara semisintesis, termasuk kelompok ini; begitupula senyawa sintesis dengan khasiat anti bakteri lazimnya disebut antibiotika.
Anti mikroba (AM) adalah bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk memberantas infeksi oleh mikroorganisme yang merugikan manusia. Dalam pembicaraan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Termaksud golongan akan dibicarakan yang berhubungan dengan farmasi antara lain antibiotika, antiseptika, desinfektansia, khemoterapeutika dan preservative.
Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh dr. Alexaner fleming (inggris, 1928, penisilin). Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia kedua ditahun 1941, ketika obat – obat antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka – luka akibat pertempuran.
Keberhasilan penggunaan sediaan farmasi yang mengandung senyawa antibiotika dan vitamin tergantung dari ketepatan diagnosis dokter dan mutu sediaan farmasi tersebut. Mutu sediaan terutama antibiotika, mulai dari bahan baku, selama proses pembuatannya sampai diedarkan, biasanya potensinya masih cukup tinggi, tetapi setelah diedarkan dalam bebarapa waktu sering mengalami penurunan mutu terutama potensinya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengawasan mutunya perlu diperhatikan, agar pada penggunaan dapat dipertanggung jawabkan.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari - hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.
Lazimnya antibiotika di buat secara mikrobiologi yaitu fungi dibiakkan dalam tangki – tangki besar bersama zat – zat gizi khusus. Oksigen atau udara steril disalurkan kedalam cairan pembiakkan guna mempercepat pertumbuhan fungi dan meningkatkan produksi antibiotikumnya. Setelah di isolasi dari cairan kultur, antibiotikum dimurnikan dan aktivitasnya ditentukan.
Masa perkembangan kemoterapi antimikroba sekarang dimulai pada tahun 1935, dengan penemuan sulfonamida. Pada tahun 1940, diperlihatkan bahwa penisilin, yang ditemukan pada tahun 1929, dapat dibuat menjadi zat kemoterapi yang efektif. Selama 25 tahun berikutnya, penelitian kemoterapi sebagain besar berpusat sekitar zat antimikroba yang berasal dari mikroorganisme, yang dinamakan antibiotika.
Obat – obat yang digunakan untuk membasmi mikroorganisme (mikroba) yang menyebabkan infeksi pada manusia, hewan ataupun tumbuhan harus bersifat toksisitas selektif artinya obat atau zat tersebut harus bersifat sangat toksis terhadap mikroorganisme atau mikroba penyebab penyakit tetapi relatif tidak tosis terhadap jasad inang atau hospes.
Suspensi oral antibakteri mencangkup preparat – preparat bahan antibiotika (umpamanya kloramfenikol palmitat, turunan eritromisin, tetrasiklin dan turunannya), sulfonamida (umpamanya sulfametason, sulfaloksasol asetil dan trisulfapiramidin) dan zat – zat kemotrapeutik lainnya (umpamanya metenamin mandelat dan nitrofurantoin).
Salep yang mengandung antibiotika digunakan untuk terapi penyakit kulit yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti misalnya piodermie dan dermatomikosis. Untuk itu digunakan nistatin, gentamisin, griseofulvin, santosilin, kloramfenikol dan juga oksitetrasiklin.
Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit
Antibiotika atau bahan antibiotika adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang mempunyai kemampuan menghambat atau mematikan mikroorganisme lain.
Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang ideal hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
  1. Harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme pathogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi, makin baik. Antibiotik berspektrum luas efektif terhadap banyak spesies.
  2. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resisten parasit.
  3. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin.
  4. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengacaukan “keseimbangan alamiah”, sehingga memungkinkan mikroba yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru.
  5. Harus dapat diberikan melalui mulut tanpa diinaktifkan oleh asam labung, atau melalui suntikan (parenteral) tenpa terjadi pengikatan dengan protein darah.
  6. Memiliki taraf kelarutan yang tinggi dalam zat alir tubuh,
  7. Konsentrasi antibiotik di dalam jaringan atau darah harus dapat mencapai taraf cukup tinggi sehingga mampu menghambatatau mematikan penyebab infeksi.
Pada contoh potensi antibiotik ini digunakan obat tetracycline. Potensi antibiotik dapat diketahui berdasarkan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan dari suatu mikroorganisme atau bakteri.
Mekanisme kerja dari tetrasiklin yaitu dengan menghambat sintesis protein sel mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. Untuk berfungsi pada sintesis protein
Mekanisme kerja alkohol dalam mematikan mikroba yaitu dapat menyebabkan denaturasi protein sel bakteri dan proses ini memerlukan air olehkarenanya digunakan alkohol 70%. Air menumbuhkan sporanya yang kemudian dimatikan oleh alkoholnya. Selain itu juga menghambat sistem fosforilasi dan efeknya terlihat jelas pada mitokondria.
Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang ideal hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
  1. Harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi, makin baik. Antibiotik berspektrum luas efektif terhadap banyak spesies.
  2. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resisten parasit.
  3. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin.
  4. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengacaukan “keseimbangan alamiah”, sehingga memungkinkan mikroba yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru.
  5. Harus dapat diberikan melalui mulut tanpa diinaktifkan oleh asam labung, atau melalui suntikan (parenteral) tenpa terjadi pengikatan dengan protein darah.
  6. Memiliki taraf kelarutan yang tinggi dalam zat alir tubuh,
  7. Konsentrasi antibiotik di dalam jaringan atau darah harus dapat mencapai taraf cukup tinggi sehingga mampu menghambatatau mematikan penyebab infeksi.
Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat - syarat berikut:
  1. Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum antibiotic)
  2. Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme pathogen
  3. Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya
  4. Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau flora kulit.

Ditulis Oleh : arimjie blog ~Arimjie Blog~ share about what I know

icon-kecil Artikel Efek Antibiotik Dalam Kehidupan ini diposting oleh arimjie blog pada hari Minggu, 06 Mei 2012. Anda bisa menemukan artikel Efek Antibiotik Dalam Kehidupan ini dengan url http://arimjie.blogspot.com/2012/05/efek-antibiotik-dalam-kehidupan.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Efek Antibiotik Dalam Kehidupan ini sangat bermanfaat, namun jangan lupa untuk meletakkan link Efek Antibiotik Dalam Kehidupan sebagai sumbernya.

..:: Terimakasih::..

Artikel Terkait Lainnya Seputar:



4 comments:

  1. Kalau efek sering mengosumsi antibiotik apa bro dalam jangka panjang..?? sekalian amankan pertamaaaaaxx

    BalasHapus
    Balasan
    1. lumayan banyak efeknya sob, diantaranya dapat mengakibatkan resistensi pada mikroba hal ini bila pemakaian antibiotik tidak tepat dosis, minum tidak teratur dalam jangka lama...
      selain itu emm dapat merusak hati n ginjal.. gangguan pencernaan n alergi juga...
      emang enak kalo cuma menjaga kesehatan sobat...

      Hapus
  2. bang tiap aq sakit pasti di suruh minnum amoxsilin,,,e????

    BalasHapus
    Balasan
    1. diminum aja..!! kan ada aturan dosis, dan aturan minumnya..

      Hapus

Mohon Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan, tanpa harus memasang link hidup. Trims

 

Selamat Datang

Selamat datang di Arimjie Blog, saya harap anda senang berada diblog sederhana ini. Blog ini saya tulis apa adanya, ada yang muncul dari hasil pemikiran sendiri ada juga dari materi kuliah, hasil copas (tentunya diedit dulu..hehe..

Sekilas tentang Arimjie Blog

Nama lengkap saya Abd.Karim biasanya disapa Arim ato Aim saya membuat blog ini karena ingin berbagi ma teman-teman, sekaligus eksis di dunia blogger and dunia maya tentunya :p

Navigasi

Info