
3-(p-chlorophenyl)-3-(2-pyridyl)propyldimethylamine
Antihistamin secara umum digunakan untuk menghilangkan gejala alergi yang disebabkan oleh pelepasan histamin. Obat-obat ini tidak bersifat kuratif, hanya digunakan untuk terapi paliatif. Antihistamin hanya digunakan sebagai terapi tambahan dengan epinefrin dan tindakan standar lainnya dalam pengobatan reaksi anafilaksis.
Klorfeniramin maleat adalah turunan alkilamin yang merupakan antihistamin dengan indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas yang relatif rendah. Klorfeniramin (C16H19ClN2) secara luas dipasarkan dalam bentuk chlorpheniramine maleate (Histop, Chlor-Trimeton, Piriton, Chlor-Tripolon, HISTA-12) adalah antihistamin alkilamin generasi pertama yang digunakan untuk mencegah gejala pada kondisi alergi seperti rhinitis dan urtikaria.
Klorfeniramin maleat merupakan obat golongan antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1). Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatik feniramin maleat akan meningkatkan aktifitas antihistamin. Berdasarkan struktur molekulnya, memiliki gugus kromofor berupa cincin pirimidin, cincin benzen, dan ikatan –C=C- yang mengandung elektron pi (π) terkonjugasi yang dapat mengabsorpsi sinar pada panjang gelombang tertentu di daerah UV (200-400 nm), sehingga dapat memberikan nilai serapan.
Spektrum serapan UV klorfeniramin maleat bergantung kepada pelarutnya. Pada suasana netral klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 261 nm, sedangkan dalam metanol klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 250-275 nm.
Klorfeniramin maleat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H19ClN2.C4H4O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan memiliki berat molekul 390,67. Klorfeniramin maleat berupa serbuk hablur, putih; tidak berbau, larutan mempunyai pH antara 4 dan 5, mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzena.
Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat.
Klorfeniramin maleat memberikan efek samping walaupun juga bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi. Kontraindikasi dari klorfeniramin maleat ini menimbulkan aktivitas antikolinergik yang dapat memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma. Klorfeniramin memiliki interaksi dengan alkohol, depresan syaraf pusat, anti kolinergik.
Profil Farmakokinetik
Bioavailabilitas : 20-50%
Ikatan protein : 72%
Waktu paruh : 21-27 jam
Metabolisme : Hepatik
Ekskresi : Renal
Kelarutan dalam air: 0.55 g/100 mL, liquid mg/mL (20 °C)
SINTESIS
Chlorpheniramine, 3-(p-chlorophenyl)-3-(2-pyridyl)propyldimethylamine (16.1.12) disintesis melalui 2 jalur.
Jalur pertama: dari 4- klorbenzilcyanid yang direaksikan dengan 2-klorpiridin dengan kehadiran Natrium amida membentuk 4-klorofenil (2-piridil) asetonitril (16.1.10). Alkilasi produk ini dengan 2-dimetilaminoetilklorida dalam Natrium amida menghasilkan γ-(4-klorofenil)-γ-siano-N,N-dimetil-2-piridinpropanamin (16.1.11), hidrolisis dan dekarboksilasi produk ini menghasilkan klorfeniramin (16.1.12)
Jalur kedua: dari piridin, melalui alkilasi oleh 4-klorobenzilklorida, menghasilkan 2-(4-klorobenzil) piridin (16.1.13). Alkilasi produk ini dengan 2-dimetilaminoetilklorida dalam natrium amida menghasilkan klorfeniramin (16.1.12)
DAFTAR PUSTAKA
- Evoy, G.K., 2004. AHFS : Drug Information Current Diagnosis and Treatment. Mc. G. Hill
- Siswandono. 1998. Prinsip-prinsip Rancangan Obat. Airlangga University Press. Surabaya
- R.S. Vardanyan and V.J. Hruby,. 2006. Synthetic of Essential Drugs”, Elseiver
- http://en.wikipedia.org/wiki/chlorphenamine
- http://materismansa.blogspot.com/2011/04/ctm-klorfeniramin-maleat.html
terima kasih infonya
BalasHapus